Ini Gejala Kanker Serviks yang Merenggut Nyawa Jupe
A
A
A
JAKARTA - Setelah berjuang melawan penyakit kanker serviks yang diderita sejak tahun 2014, pedangdut Julia Perez, menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu (10/6/2017) pukul 11.12 WIB lalu. Sebelumnya, wanita yang akrab disapa Jupe ini telah mendapatkan perawatan intensif selama lima bulan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Perjuangan pelantun Belah Duren itu pun mengingatkan akan pentingnya melakukan pencegahan secara dini. Sayangnya pada tahap awal, penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks ini tidak memiliki gejala. Namun, beberapa tanda biasanya muncul setelah pasien menderita kanker serviks.
"Nggak ada gejala pada prakanker serviks. Biasanya tanda itu setelah seseorang mengalami kanker serviks. Biasanya wanita yang terkena kanker serviks berdarah saat berhubungan seksual dan keputihan yang tidak sembuh-sembuh," papar Ketua Himpunan Ongkologi Ginekologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K).
Prof Andri menjelaskan, umumnya keputihan yang dialami pasien kanker serviks berbeda dari wanita lainnya. Pasalnya, pada kondisi ini keputihan akan mengeluarkan bau tak sedap berwarna kuning kehijauan dan gatal serta terjadi dalam waktu yang lama.
Jika hal ini sudah terjadi, Prof Andri pun menyarankan untuk segera melakukan skrining. "Kalau mengalami itu sebaiknya langsung melakukan skrining. Saya biasanya sudah mengetahui jika pasien masuk ke ruangan dan ada bau, saya langsung suruh skrining. Melalui skrining, kanker serviks ditemukan pada 1 dari 1.000 perempuan," jelasnya.
Tanda lainnya adalah, muncul rasa sakit setiap melakukan hubungan seksual, terjadi perubahan siklus menstruasi tanpa penyebab. Sementara pada stadium lanjut, muncul tanda seperti bermasalah saat buang air kecil lantaran terjadinya penyumbatan pada ginjal, terdapat darah pada urine, penurunan berat badan akibat kehilangan selera makan dan pembengkakan pada kaki.
Selain itu, pasien kanker serviks pada tahap ini juga merasakan sakit pada panggul dan perut bagian bawah, nyeri pada punggung atau pinggang karena pembengkakan ginjal. "Sekitar 73,50% pasien kanker serviks yang datang berobat sudah memasuki stadium lanjut. Sudah stadium dua ke atas. Pengobatannya hanya disinar atau kemoterapi," pungkasnya.
Perjuangan pelantun Belah Duren itu pun mengingatkan akan pentingnya melakukan pencegahan secara dini. Sayangnya pada tahap awal, penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks ini tidak memiliki gejala. Namun, beberapa tanda biasanya muncul setelah pasien menderita kanker serviks.
"Nggak ada gejala pada prakanker serviks. Biasanya tanda itu setelah seseorang mengalami kanker serviks. Biasanya wanita yang terkena kanker serviks berdarah saat berhubungan seksual dan keputihan yang tidak sembuh-sembuh," papar Ketua Himpunan Ongkologi Ginekologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K).
Prof Andri menjelaskan, umumnya keputihan yang dialami pasien kanker serviks berbeda dari wanita lainnya. Pasalnya, pada kondisi ini keputihan akan mengeluarkan bau tak sedap berwarna kuning kehijauan dan gatal serta terjadi dalam waktu yang lama.
Jika hal ini sudah terjadi, Prof Andri pun menyarankan untuk segera melakukan skrining. "Kalau mengalami itu sebaiknya langsung melakukan skrining. Saya biasanya sudah mengetahui jika pasien masuk ke ruangan dan ada bau, saya langsung suruh skrining. Melalui skrining, kanker serviks ditemukan pada 1 dari 1.000 perempuan," jelasnya.
Tanda lainnya adalah, muncul rasa sakit setiap melakukan hubungan seksual, terjadi perubahan siklus menstruasi tanpa penyebab. Sementara pada stadium lanjut, muncul tanda seperti bermasalah saat buang air kecil lantaran terjadinya penyumbatan pada ginjal, terdapat darah pada urine, penurunan berat badan akibat kehilangan selera makan dan pembengkakan pada kaki.
Selain itu, pasien kanker serviks pada tahap ini juga merasakan sakit pada panggul dan perut bagian bawah, nyeri pada punggung atau pinggang karena pembengkakan ginjal. "Sekitar 73,50% pasien kanker serviks yang datang berobat sudah memasuki stadium lanjut. Sudah stadium dua ke atas. Pengobatannya hanya disinar atau kemoterapi," pungkasnya.
(nfl)